Rabu, 11 Juli 2012

Manajemen dan Mutu-Layanan

oleh Asep Saepudin
 
Firman Alloh Swt. Surat al-Ashr ayat 1 s.d. 3, yang artinya:
(1)       Demi masa (waktu).
(2)       Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian;
(3)       kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Sumber :al-Qur’an in word)

Berdasarkan rujukan QS Al-Ashr (103) ayat 1-3 di atas tersirat makna manajemen, kepemimpinan, dan mutu-layanan di dalamnya. Bagaimana kita melihat waktu terus bergerak dan tidak akan pernah akan kembali ke belakang. Manusia senantiasa dalam keadaan rugi manakala tidak ada kemauan untuk mengelola waktu (sesuatu yang abstrak); dalam kehidupan yang nyata adalah bagaimana manusia dituntut mengelola (to manage) segala sesuatu yang berakibat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dijelaskan pula bahwa bagi manusia yang dapat mengelola segala sesuatu dlandasi keimanan dan ketaqwaan dalam menaati kebenaran Alloh Swt. (kebenaran absolute) dengan kesabaran; berupaya dan terus berjuang keras (manajemen), niscaya akan mendapati keuntungan yang dijanjikan-Nya.
Seyogyanya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah; peranan manajemen sangat penting manakala ingin mendapatkan keuntungan dalam pengertian segala macam tujuan organisasi sekolah dapat diwujudkan. Sebaliknya, jika  manajemen tidak dijalankan sesuai dengan aturannya, sudah barang tentu kerugian; segala tujuan tidak akan berhasil diwujudkan.
Berbicara kepemimpinan, QS Al- Ashr dalam konteks watawa soubilhaq watawa soubissobri, “saling manaati/manasihati dalam kebaikan dan kesabaran” memberi rujukan yang dapat kita maknai sebagai kepemimpinan. Kepemimpinan tidak diartikan hubungan atasan-bawahan (hirarkis) melainkan sebagai upaya mempengaruhi dan membangun kerjasama dalam upaya mencapai tujuan.
Sedangkan aspek mutu menurut firman Alloh Swt. tersebut diungkapkan dalam pernyataan beriman dan beramal soleh. Beriman dan beramal soleh merupakan mutu awal (manajemen harus dikelola secara bermutu) dengan keimanan dan amal soleh (ikhsan) dan demikian pula dengan mutu produk yang dihasilkannya harus mengarah kepada keberimanan dan amal soleh yang bermanfaat bagi setiap manusia dan mahluk hidup lainnya, “khoerunnas anfauhum linnas.”

Wallohu ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar